Cara Membaca dan Menentukan Nilai Kapasitor Berdasarkan Kode Angka

Kapasitor adalah salah satu komponen elektronik pasif yang berfungsi untuk menyimpan muatan listrik sementara. Komponen ini banyak digunakan dalam berbagai rangkaian elektronik, seperti power supply, filter frekuensi, oscillator dan lain sebagainya. Salah satu tantangan dalam menggunakan kapasitor adalah memahami cara membaca nilai kapasitansinya, terutama ketika nilai tersebut ditulis dalam bentuk kode angka atau kode warna. Ada berbagai jenis kapasitor, seperti kapasitor keramik, elektrolit (elko), tantalum, film dan mika. Setiap jenis kapasitor memiliki cara penandaan nilai yang berbeda. Beberapa kapasitor menuliskan nilai kapasitansi secara langsung (misalnya 100μF), sedangkan yang lain menggunakan kode angka atau kode warna.  

 

Memahami Satuan Kapasitansi

 

Sebelum mempelajari cara membaca kode angka pada kapasitor, penting untuk memahami satuan kapasitansi. Kapasitansi diukur dalam satuan Farad (F), namun karena Farad adalah satuan yang sangat besar, nilai kapasitor biasanya dinyatakan dalam sub-satuan berikut:  

- Picofarad (pF) = 10⁻¹² Farad  

- Nanofarad (nF) = 10⁻⁹ Farad  

- Microfarad (μF) = 10⁻⁶ Farad  

- Milifarad (mF) = 10⁻³ Farad  

Konversi antara satuan-satuan tersebut adalah sebagai berikut:  

- 1 μF = 1000 nF  

- 1 nF = 1000 pF  

Contoh:  

- 1000 pF = 1 nF  

- 0.1 μF = 100 nF = 100.000 pF  

 

Jenis - jenis Kapasitor dan Format Kode Angka

 

Tidak semua kapasitor menggunakan format kode yang sama. Berikut ini beberapa jenis kapasitor dan cara membaca nilainya:  

a. Kapasitor Keramik (Ceramic Capacitor)

 

Kapasitor keramik umumnya memiliki ukuran kecil dan menggunakan kode tiga digit atau dua digit.  

1. Kode Tiga Digit

Format ini paling umum digunakan pada kapasitor keramik. Cara membacanya sebagai berikut:  

- Digit pertama dan kedua menunjukkan angka signifikan.  

- Digit ketiga adalah pengali (multiplier) dalam pangkat 10.  

- Nilai yang dihasilkan dalam picofarad (pF).  

Contoh:

- 104 → 10 × 10⁴ pF = 100.000 pF = 100 nF = 0.1 μF  

- 223 → 22 × 10³ pF = 22.000 pF = 22 nF  

- 471 → 47 × 10¹ pF = 470 pF  

2. Kode Dua Digit (Tanpa Pengali)

Beberapa kapasitor keramik hanya memiliki dua digit, yang nilainya langsung dalam picofarad.  

Contoh:  

- 47 → 47 pF  

- 10 → 10 pF  

3. Kode dengan Huruf (Toleransi)

Selain angka, beberapa kapasitor memiliki huruf yang menunjukkan toleransi. Berikut ini kode toleransi umumnya:  

 

Contoh:

- 104K  → 100nF ±10%  

- 223J → 22nF ±5%  

b. Kapasitor Elektrolit (Electrolytic Capacitor)

 

Kapasitor elektrolit (elko) biasanya memiliki nilai kapasitansi yang lebih besar (μF hingga mF) dan polar (memiliki kutub positif dan negatif). Nilainya sering tercetak langsung, tetapi beberapa menggunakan kode khusus.  

1. Nilai Langsung (μF dan Voltage)

Contoh penulisan:  

- 100μF 25V → 100 mikrofarad, tegangan kerja maksimal 25V.  

- 2200μF 50V → 2200 mikrofarad, tegangan kerja 50V.  

2. Kode Singkat (Tanpa Satuan μF)

Beberapa kapasitor hanya menulis angka tanpa satuan μF.  

Contoh: 

- 25 35V → 25μF 35V  

- 100 16V → 100μF 16V  

3. Kode Tegangan

Tegangan kerja kadang ditulis dalam kode huruf atau angka. Berikut ini beberapa contohnya:   

 

Contoh: 

- 47μF E → 47μF 25V  

- 100μF C → 100μF 16V  

c. Kapasitor Tantalum 

Kapasitor tantalum mirip dengan elco, tetapi lebih kecil dan memiliki polaritas. Kode nilainya dapat berupa angka langsung atau sistem tiga digit.  

1. Nilai Langsung

Contoh:  

- 10μF 16V → 10μF, tegangan 16V.  

2. Kode Tiga Digit (Sama seperti Keramik)

Contoh:

- 107 → 10 × 10⁷ pF = 100μF  

- 226 → 22 × 10⁶ pF = 22μF  

d. Kapasitor Film (Film Capacitor)

Kapasitor film menggunakan kode mirip dengan keramik, tetapi seringkali memiliki satuan nanofarad (nF).  

Contoh:

- 100nF 250V → 100nF (0.1μF), tegangan 250V.  

- 473K → 47 × 10³ pF = 47nF ±10%.  

 

Baca juga : Fungsi dan Cara Kerja Buzzer dalam Proyek Elektronika

 

Membaca Kode Tegangan pada Kapasitor

 

Selain nilai kapasitansi, kapasitor juga memiliki rating tegangan maksimal (working voltage). Tegangan ini harus diperhatikan agar kapasitor tidak rusak saat digunakan.  

a. Kode Tegangan pada Kapasitor Keramik

Beberapa kapasitor keramik kecil tidak mencantumkan tegangan karena biasanya untuk rangkaian low voltage. Namun, beberapa menuliskan kode seperti:  


b. Kode Tegangan pada Kapasitor Elektrolit

Tegangan biasanya ditulis langsung, tetapi beberapa menggunakan singkatan:  

- WV → Working Voltage  

- DC → Tegangan DC (misal 16VDC)  

 

Contoh Praktik Membaca Kode Kapasitor  

 

Contoh 1: Kapasitor Keramik 104K

- Kode: 104K  

- Digit pertama & kedua: 10  

- Digit ketiga (pengali): 4 → 10⁴  

- Nilai: 10 × 10⁴ pF = 100.000 pF = 100 nF = 0.1 μF  

- Toleransi (K): ±10%  

Contoh 2: Kapasitor Elektrolit 47μF 25V

- Nilai langsung: 47μF  

- Tegangan: 25V  

Contoh 3: Kapasitor Tantalum 226C

- Kode: 226  

- Digit pertama & kedua: 22  

- Digit ketiga (pengali): 6 → 10⁶  

- Nilai: 22 × 10⁶ pF = 22μF  

- Tegangan (C): 16V  

 

Kesalahan Umum dalam Membaca Kode Kapasitor

 

1. Mengabaikan Satuan

   - Kode tiga digit pada keramik = picofarad (pF).  

   - Jika terbiasa dengan μF, konversi harus dilakukan.  

2. Salah Membaca Pengali

   - Kode 104 bukan "seratus empat" tetapi 10 × 10⁴ pF.  

3. Tidak Memperhatikan Toleransi

   - Kapasitor dengan toleransi rendah (±5%) lebih presisi dibanding yang ±20%.  

4. Mengabaikan Polaritas pada Kapasitor Elektrolit/Tantalum

   - Memasang terbalik dapat menyebabkan kapasitor meledak.  

 

Tips Mengukur Kapasitor dengan Multimeter Digital

 

Jika kode kapasitor tidak terbaca atau aus, kita dapat mengukur nilai kapasitansinya menggunakan multimeter digital dengan fitur pengukur kapasitansi (Capacitance Meter).  

Langkah-langkah Pengukuran:

1. Pastikan kapasitor tidak terhubung ke rangkaian.  

2. Jika kapasitor elektrolit, lakukan discharge (buang muatan) dengan resistor.  

3. Atur multimeter ke mode pengukuran kapasitansi (biasanya simbol "C" atau "F").  

4. Hubungkan probe ke kaki kapasitor (jika polar, perhatikan kutub positif dan negatif).  

5. Baca nilai yang ditampilkan di layar multimeter.  

Catatan:  

- Multimeter biasa hanya bisa mengukur kapasitor dengan nilai kecil (biasanya hingga 20.000μF).  

- Kapasitor rusak biasanya menunjukkan nilai jauh dari yang tertulis atau tidak terukur.  

 

Penandaan Kode Khusus pada Kapasitor Industri

 

- Kode tanggal produksi (misal "2315" → minggu 23 tahun 2015).  

- Kode suhu (misal "X7R" → suhu kerja -55°C hingga +125°C).  

- Kode pabrikan (kode internal produsen).  


Perbedaan Antara Kapasitor Polar dan Non-Polar

 

- Polar (Elko, Tantalum): Memiliki kutub (+) dan (-), harus dipasang benar.  

- Non-Polar (Keramik, Film): Bisa dipasang bolak-balik.  

Kode Polaritas pada Kapasitor Elektrolit:

- Garis Negatif (-) → Ditandai strip warna pada bodi.  

- Kaki Pendek → Negatif pada kapasitor through-hole.  

 

Baca juga : Jenis-jenis LED dan Cara Menggunakannya dalam Proyek Elektronika

 

 

 

 

 

 

 

Siap Untuk Membuat Proyek Impianmu Menjadi Kenyataan?

Klik di sini untuk chat langsung via WhatsApp dan dapatkan dukungan langsung dari tim ahli kami!

 

Posting Komentar

0 Komentar