Software development merupakan istilah yang sering digunakan oleh setiap pengembang (developer) atau programmer, apalagi saat membuat aplikasi atau situs web. Istilah ini sangat penting dan diperlukan setiap kali membuat suatu produk. Pada artikel kali ini kita akan melihat lebih dalam tentang apa itu software development dan metode yang digunakan untuk mengembangkannya. Pada saat membuat perangkat lunak, pengembangan aplikasi pasti perlu dikelola. Mulai dari persiapan awal hingga proses penerapan dan pemeliharaan atau maintance.
Software Development
Secara terminologi, software development merupakan pengembangan sebuah perangkat lunak. Sedangkan menurut istilah, software development merupakan proses pengembangan sebuah aplikasi perangkat lunak yang berjalan secara sistematis sehingga menciptakan produk yang memiliki mutu dan standar yang baik.
Dalam dunia developer, istilah ini sering mengacu pada Software Development Life Cycle (SDLC). SDLC merupakan siklus atau proses hidup dari development (pengembangan) sebuah software. SDLC memiliki fungsi dan tujuan untuk mengkonstruk sebuah sistem informasi yang di planning dengan baik agar mencapai target sebuah produk software yang akan dirilis.
Fungsi Software Development
Software development berfungsi untuk mempermudah komunikasi antar tim developer dalam proses pengembangan sebuah aplikasi. Hal ini bisa meminimalisir terjadinya miss communication di dalam tim. Misalnya dari sisi UI / UX designer bertugas untuk merancang desain awal pada sebuah website. Kemudian pada sisi front end developer bisa melakukan tugas untuk membuat tampilan sebuah website dari hasil rancangan desain murni UI / UX designer. Pada sisi back end bisa mengurus bagian database dan server yang akan digunakan oleh front end.
Selain itu, software development juga berfungsi untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai input dan output dalam tahapan pengembangan perangkat lunak. Hal ini menjadi penting karena akan digunakan sebagai indikator untuk mengetahui peran dan tugas setiap tim serta memperoleh kepercayaan dari client. Muaranya bisa untuk meningkatkan kredibilitas serta kualitas pengerjaan setiap proyek yang diminta.
Software Development Life Cycle (SDLC)
SDLC sifatnya sangat fleksibel dan biasanya setiap perusahaan memiliki sistem development perangkat lunak yang beragam. Hal ini disebabkan pada setiap tahap software development akan disesuaikan dengan kebutuhan atau requeirments pengembangan produk. Secara umum, Software Development Life Cycle (SDLC) meliputi :
• Analyze (Analisis)
Tahap analisis atau tahap awalan berfungsi sebagai planner konstruk dalam pembuatan software atau aplikasi. Merencanakan alokasi sumber daya, estimasi waktu pengerjaan, kebutuhan tim, biaya dan lain sebagainya.
• Design (Desain)
Proses desain di tahap ini tidak terpaku pada penentuan alur algoritma program. Akan tetapi, penentuan desain awal tampilan menjadi dasar penting untuk diperhatikan agar tim developer bisa mengimplementasikan request dengan baik dan sesuai. Selanjutnya, tim UI / UX designer akan menyerahkan rancangan desain kepada tim front end untuk dieksekusi.
• Implementation (Implementasi)
Nantinya di dalam tim software developer akan dibagi menjadi dua tim yaitu front end dan back end. Setiap tim akan melakukan tugas sesuai dengan fungsinya. Pada tahap ini, sebuah software akan mulai masuk pada tahap pengkodingan menggunakan bahasa pemrograman yang telah ditentukan. Misalnya pada pembuatan situs web, tim front end akan menggunakan bahasa pemrograman seperti HTML, CSS dan JavaScript. Sedangkan pada tim back end akan menggunakan PHP, Pyhton, SQL, Node.js dan lain sebagainya.
• Testing (Pengujian)
Pada tahap testing atau pengujian, sebuah program atau software akan diuji dari beragam kekeliruan seperti error, bug, freeze atau pun permasalahan lain yang bisa terjadi dari software tersebut. Beberapa perusahaan besar atau start-up, sering menyiapkan tim khusus untuk menghandle tahap testing yang disebut sebagai Quality Assurance (QA).
• Deployment (Perilisan)
Setelah tahap testing berhasil dilakukan, tahap selanjutnya yaitu perilisan produk. Proses deploy ini menjadi tanda bahwa sebuah software atau perangkat lunak telah siap untuk dirilis dan diserahkan kepada client. Deployment dibagi menjadi beberapa versi, seperti beta dan alpha.
• Maintenance (Perbaikan)
Tahap maintenance merupakan tahapan akhir berupa perawatan software setelah berhasil dirilis. Pada saat proses deployment terjadi sebuah masalah, maka client bisa memberikan feedback kepada tim developer untuk segera diperbaiki. Pada tahap ini, pihak developer bisa melakukan update version atau penambahan fitur untuk mengatasi masalah yang terjadi pada sistem.
Metode Pengembangan Perangkat Lunak
Sebenarnya, ada banyak metode yang bisa digunakan dalam proses pengerjaan software development. Akan tetapi, ada beberapa jenis metode yang cukup populer dan sering digunakan dalam SDLC, diantaranya yaitu :
Model Waterfall
Model ini dianalogikan seperti air terjun. Tentunya, air terjun mengalir dari atas ke bawah karena gravitasi bumi. Layaknya air terjun, yang artinya tahap pengembangan software dilakukan dari awal hingga akhir secara berurutan.
Maksud dari setiap tahapan disini yaitu agar tahapan pengembangan software tidak bisa dilakukan secara bersamaan. Akan tetapi, dimulai dengan perencanaan ke depan. Ketika gagal, maka dalam satu tahap akan mengulang kembali ke tahap sebelumnya. Beberapa perusahaan masih menggunakan model atau metode waterfall ini. Pada saat menggunakan model ini, perhatian perlu diberikan untuk memperkirakan keakuratan waktu dan sumber daya yang diperlukan. Penggunaan model ini seringkali diterapkan pada proyek-proyek kecil hingga menengah. Selain itu tidak membutuhkan banyak uang atau sumber daya. Model waterfall ini juga merupakan model SDLC yang cukup klasik digunakan.
Model Spiral
Model ini mencakup tingkat pengulangan yang tinggi. Model kerja yang menggunakan model ini berfokus pada setiap pengulangan yang dilakukan. Pengulangan disini mengacu pada pengulangan setiap tahap. Model ini bisa dibilang pendekatan SDLC yang paling fleksibel dan sama dengan model iteratif. Akan tetapi, perlu diperhatikan karena prosesnya yang relatif singkat akan menimbulkan ketidakpuasan pelanggan.
Di sisi lain, pendekatan ini sangat bagus untuk menciptakan produk yang dirilis dengan cepat dan murah. Oleh karena itu, kita harus memperhatikan setiap langkah dari metode spiral ini. Hal itu melewati berbagai tahap perencanaan, desain, implementasi dan pengujian.
Model Agile (Scrum)
Model agile merupakan salah satu metode yang paling banyak digunakan oleh perusahaan dan start-up. Karena model ini dianggap sebagai model yang paling cocok untuk aplikasi dalam pengembangan produk atau perangkat lunak jangka pendek dan panjang. Jenis agile yang paling umum digunakan yaitu metode scrum. Keunggulan scrum bisa dilihat disini dari penggunaan sprint. Sprint yaitu proses bertahap. Keuntungan lainnya yaitu setiap tim bisa bekerja sama tanpa menunggu salah satu tim menyelesaikan pekerjaannya. Seorang project manager juga bisa mengoordinasikan hasil kerja setiap minggunya. Kemudian klien juga dapat melihat hasil kerja masing-masing tim untuk ditampilkan untuk kesepakatan antara tim pengembang dan klien.
Kesimpulan
• Software development merupakan proses pengembangan perangkat lunak melalui tahapan-tahapan yang disusun secara sistematis untuk menghasilkan produk yang berkualitas.
• Pengembang pengembangan perangkat lunak dibagi menjadi beberapa departemen sesuai dengan pembagian tanggung jawab, yang disebut pengembang perangkat lunak.
• SDLC memiliki enam fase dari proses perencanaan hingga pemeliharaan.
• Terdapat beberapa metodologi atau model pengembangan perangkat lunak yang sering digunakan pengembang untuk membuat perangkat lunak, yang paling populer adalah model Agile yang menggunakan metode Scrum.
0 Komentar