Thyristor



Thyristor memiliki akar bahasa dari Yunani yang memiliki arti pintu. Nama itu memang cocok dengan prinsip kerja dari komponen ini yang sederhananya mirip prinsip kerja pintu. Pintu yang dimaksud adalah bisa dalam kondisi terbuka dan kondisi tertutup untuk menahan dan membiarkan perpindahan arus listrik, khususnya untuk arus listrik AC (Alternating Current) atau arus bolak-balik, Misalnya tegangan PLN 220 Volt.


Thyristor juga merupakan jenis komponen elektronika yang biasa di fungsikan sebagai switch (saklar) atau bisa juga sebagai komponen kontrol yang bahannya terbuat dari semikonduktor. Thyristor yang biasanya berfungsi sebagai saklar pada umumnya mempunyai 2 kaki terminal hingga 4 kaki terminal. Meskipun bahannya terbuat dari semikonduktor,komponen satu ini tidak digunakan sebagai Penguat sinyal seperti Transistor. 


Baca Juga : Transistor.


Komponen ini sebenarnya disusun dari 2 buah transistor. Dimana saat saklar GATE tersebut terbuka, maka arus listrik bisa mengalir dari ANODA ke KATODA. Jika GATE ini ditutup, maka arus tersebut juga akan otomatis berhenti. 




Prinsip kerja Thyristor yang berkaki 3 akan menggunakan arus/tegangan rendah yang diberikan pada kaki GATE untuk mengendalikan aliran arus/tegangan tinggi yang melewati ANODA dan KATODA. Sedangkan untuk Thyristor yang berkaki 2 dan tidak memiliki GATE, fungsi saklarnya akan diaktifkan apabila tegangan pada kedua terminalnya mencapai level tertentu. Level tegangan yang dimaksud tersebut biasanya disebut dengan Breakdown Voltage atau Breakover Voltage. Pada saat dibawah tegangan breakdown-nya, kedua kaki terminal tidak akan mengaliri arus listrik atau berada di posisi OFF. 


Dalam penerapannya, Thyristor banyak digunakan pada rangkaian-rangkaian elektronika seperti Control Daya, Timer, Oscilator, Dimmer, dan lain sebagainya.


Sebenarnya ada banyak jenis Thyristor yang ada. Akan tetapi, ada 3 jenis Thyristor yang paling sering digunakan dalam rangkaian elektronika. Kita akan bahas 3 jenis Thyristor yang sering digunakan berikut ini :

 

1. SCR (Silicon Controlled Rectifier)

SCR atau Silicon Controlled Rectifier merupakan jenis Thyristor yang memiliki tiga kaki yaitu GATE, ANODA dan KATODA. SCR ini berfungsi sebagai komponen kontrol. SCR sendiri terbuat dari bahan semi konduktor dengan karakteristik yang mirip dengan tabung thiratron. Secara struktur, SCR terdiri dari 4 lapis semikonduktor yaitu PNPN yang terminal pengendalinya terdapat pada lapisan P (Positif). Bagian pengendali pada SCR ini disebut sebagai GATE. 


 

Prinsip kerja SCR adalah apabila tidak dialiri arus listrik, maka SCR akan berada dalam keadaan OFF. Lalu apabila kaki GATE-nya dialiri arus rendah, maka SCR akan menjadi ON dan akan menghantarkan arus listrik dari ANODA menuju ke KATODA. Meskipun arus listrik GATE-nya dihilangkan atau dimatikan, Komponen ini akan tetap dalam keadaan ON, akan OFF kembali apabila arus yang mengalir dari ANODA menuju ke KATODA tersebut juga dihilangkan atau bernilai 0V.


Berikut ini adalah List Komponen SCR yang banyak ada di pasaran :

  1. 2P4M
  2. TYN1225
  3. FIR3D
  4. 5P4M
  5. TYN812


2. DIAC (Diode Alternating Current)

DIAC atau Diode Alternating Current merupakan jenis Thyristor yang hanya memiliki 2 kaki dan dapat menghantar arus listrik dari kedua arah apabila tegangan melampaui batas tegangan breakover-nya (tegangan breakdown). DIAC sering disebut juga dengan Bi-directional Thyristor

 

 

Prinsip Kerja DIAC adalah akan ada pada kondisi OFF, apabila tegangan yang diberikannya masih dibawah tegangan breakover-nya. Ketika tegangan mencapai atau melampaui batas breakover-nya, maka DIAC akan berubah kondisi menjadi ON dan menghantarkan arus listrik. Setelah DIAC dipicu menjadi ON, DIAC akan terus menghantarkan arus listrik (dalam kondisi ON) meskipun tegangan yang diberikan tersebut turun dibawah tegangan breakover. DIAC hanya akan berhenti menghantarkan arus listrik atau berubah menjadi kondisi OFF apabila tegangan yang diberikannya menjadi “0 Volt” atau dengan kata lain arus listriknya diputuskan. Komponen DIAC yang paling banyak digunakan dipasaran adalah type DB3/DB-3.


3. TRIAC (Triode from Alternating Current)

TRIAC atau Triode from Alternating Current merupakan jenis Thyristor yang berkaki 3 yang mana masing-masing kakinya diberi nama dengan GATE, MT1, dan MT2. Setelah dipicu (trigger) bagian Gate-nya, maka akan menjadi ON. TRIAC ini bisa menghantarkan arus listrik dari kedua arah. Oleh karena itu, TRIAC sering disebut juga dengan Bidirectional Triode Thyristor.




Prinsip Kerja TRIAC bisa dibilang hampir mirip dengan SCR, akan tetapi TRIAC dapat mengendalikan arus listrik dari dua arah, yaitu dari arah MT1 menuju ke MT2 atau dari MT2 menuju ke MT1. Dengan demikian TRIAC dapat digunakan sebagai saklar yang mengendalikan arus DC maupun arus AC. TRIAC akan berubah menjadi kondisi ON dan menghantarkan arus listrik apabila terminal GATE-nya diberikan arus listrik, jika arus listriknya dihilangkan maka TRIAC akan berubah menjadi OFF. Ini sangat mirip dengan fungsi transistor jika digunakan sebagai saklar.

 

Berikut ini adalah List Komponen TRIAC yang banyak ada di pasaran :

  1. BT136
  2. BT151
  3. BTA16
  4. BT139
  5. BTA12
  6. BTA08
  7. BT131
  8. BTA41
  9. BT134
  10. BT137

 

 

Latihan Praktikum :



 

 

 

Posting Komentar

0 Komentar